BASIC
MENTALITY
Basic
mentality adalah mentalitas dasar yang harus dipegang dan dihayati oleh anggota
GKM dalam menjalankan penerapan pengendalian mutu terpadu.
A. Pendekatan
1. Pola
mental kerja bermutu
2. Tanggap
pada perubahan
3. Bekerja
bukan sekedar kerja
Mentalitas
dasar yang mendasari perlakuan cara :
Berpikir
Bekerja
Belajar
Berperilaku
Bagi
setiap orang dalam organisasi untuk melaksanakan tugas sehari – hari yang
terarah pada prinsip”Q” penghayatan bertujuan untuk memupuk tumbuhnya:
Kecerdasan
Nalar
Kecepatan
tanggap
Kreativiotas,
inovasi
Kepercayaan
diri
Pengembangan
diri
Terkait
dengan mengoptimalkan fungsi otak yang siap untuk melaksanakan penerapan
gerakan GKM. Gerakan GKM untuk :
a. Mengembangkan
pola kerja yang terkait dengan lebih memfungsikan
otak kanan ketimbang otak kiri, namun tetap saling mendukung.
b. Fungsi
otak kanan untuk mengetahui perlakuan baik dan buruk, menumbuhkan kreativitas
dan inovasi untuk suatu perubahan, sedangkan pada fungsi otak kiri untuk
pengamatan dan analisis data dalam melihat keberhasilan perubahan.
c. Edwar
deming bahwa keberhasilan manajemen masa kini lebih banyak mempergunakan otak
kanan dari pada otak kiri dengan perbandingan peran otak kanan ± 85% dan otak
kiri 15 %.
B. POLA MENTAL
Pola mental adalah jejak memori
dalam jaringan otak yang menyimpan sesuatu dan diterima berulangkali. Sewaktu
kita melihat, mendengar, merekam, mencium, mencicipi sesuatu, otak kanan
membentuk pola pengenalan diri peristiwa persepsi itu. Bila suatu saat kita
menerima lagi hal yang serupa/ sama, jejak memori menjadi aktif.
1. Pola
mental : lama → baru.
Merubah pola mental
cara lama menjadi pola mental cara baru, sudah pasti diperlukan suatu proses
dengan waktu yang cukup. Mengapa ....?? karena di samping sudah banyaknya hal –
hal yang mempengaruhi juga harus dilakukan berulang – ulang agar sinyal yang
ada pada otak melalui indera dalam kegiatan dapat memproses informasi guna
menjadikan jejak memori menjadi aktif.
2. Pelanggan/
pemakai
Mutu
diartikan adanya suatu kesesuaian antara pembuat dan pemakai.
Mutu
berarti kepuasan pemakai.
Pemakai
diartikan sebagai konsumen (konsep masuk pasar) dan sebagai proses berikut
adalah pelanggan kita.
Konsep
masuk pasar, memberikan kepuasan yang maksimal kepada pelanggan melalui produk/
jasa kita, bukan asal jadi.
Proses
berikut adalah pelanggan, maka dapat diartikan bahwa setiap pemakai, penerima,
pengolah dan penerus dari hasil kerja kita adalah pelanggan.
C. PDCA (Plan – Do – Check – Action)
1. Konsep
“PDCA” merupakan upaya melaksanakan pengendalian mutu .
2. Dikenal
juga dengan istilah “Deming Cyvle”
Pengendalian
dilakukan selama proses berlangsung, masalah yang timbul di dalam proses bukan
setelah proses berakhir. Process control
oriented, yaitu suatu upaya untuk lebih memastikan sejak awal sudah
terjaganya sutu proses sesuai standar. Inspection
oriented, berpeluang tidak terjaganya mutu di setiap proses (tidak ada
jaminan mutu proses).
Pengendalian
berdasarkan fakta/ data :
Berbicara
dengan fakta / data
Bertindak
berdasarkan prinsip
Pengendalian
dengan sasaran terukur
Pencatatan
setiap apa yang dikerjakan (prosedur tertulis)
Berbicara
dengan data :
Mencegah
manipulasi fakta
Mengurangi
opini
Mencegah
kesalahan dalam interprestasi
Membantu
dalam mengambil keputusan yang akurat
Prinsip
prioritas “control dengan sasaran
yang terukur” :
Usaha
sedikit memberi hasil yang banyak.
Mendahulukan
memecahkan masalah yang dominan.
Memudahkan
check hasil.
Mencegah
terulangnya penyimpangnya dan keraguan dalam bertindak.
Aspek
– aspek manusia :
Saling
menghargai antara sesama pekerja
Jangan
menyalahkan pendapat orang lain “tanamkan berpikir positif, keluhan menjadi
penanggulangan”
Perkuat
ikatan dalam kerjasama kelompok
Gerakan
GKM merupakan satu kesatuan yang menyeluruh (total partisipation)
Tanggap
perubahan :
Mengetahui
indikator – indikator suatu keberhasilan pekerjaan.
Mengetahui
karakteristik produk / jasa, proses, dan perilaku pemakai yang selama ini
berlangsung.
Tanggap
adanya penyimpangan mutu dan dan produkstivitas dengan melakukan pencatatan.
Tanggap
perlunya peningkatan mutu dan produktivitas dengan melakukan penganalisaan.
Tanggap
perlunya pencatatan dan dengan melakukan penerapan statistik.
Menyadari
dalam memecahkan masalah perlu memaksimalkan upaya berdasarkan pengalaman yang
ada.
Trend
perubahan :
Dewasa
ini menuntut perlunya pengembangan diri yang sesuai tuntutan “Q” SDM, program
GKM adalah gerakan. Pengembangan SDM untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi
guna mencapai Q hasil kerja yang diinginkan.
Tuntutan
perubahan itu ditandai dengan :
Ø Life cycle technology semakin
cepat
Ø Life cycle product semakin
beraneka
Ø Persaingan
semakin ketat
Bekerja
bukan sekedar kerja :
v Apa
yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan ?
v Apa
yang benar dan tidak benar yang sudah dilakukan ?
v Apa
yang baik dan tidak baik yang telah dilakukan ?
v Apa
saja yang harus diwaspadai terhadap kondisi lingkungan yang merugikan ?
v Apa
saja yang harus dicermati si setiap pekerjaan yang terjadi penyimpangan ?
v Apa
saja yang masih dapat dimanfaatkan dan tingkatkan ?
D. PENGEMBANGAN DIRI PEKERJA
Dalam pengembangan diri sebagai
pekerja harus didasari dengan motivasi dan peran yang akan dikerjakan di tempat
kerja.
Sifat yang harus dikembangkan :
1. Berminat
dan mampu berkembang dan dikembangkan → mudah menerima dan kemungkinan untuk
berhasil.
2. Murah
hati → mau menerima dengan sepenuh hati tugas dengan tanggungjawab yang lebih
besar.
3. Bertanggungjawab
→siap bekerja dengan mandiri, loyal maupun tidak diawasi.
Pengembangan diri bertujuan untuk
mendapatkan rasa aman dan kemantapan dalam bekerja.
E. PENGEMBANGAN POLA KERJA
Dalam menyelesaikanm perkerjaan
kita dituntut untuk percaya diri (PD), tanpa PD ia tidak mampu berpikir kreatif
dan ia akan terjebak pada kekhawatiran dan ketakutan berbuat. PD terkait dengan
perilaku dalam bekerja serta keyakinan dan pengendalian emosi dalam bertindak.
F.
POLA
KERJA
Prinsip pada pola kerja yaitu :
1. Pikirkan
apa yang akan dikerjakan atau perlu berpikir (berencana).
2. Laksanakan
apa yang direncanakan (bekerja).
3. Nilailah
hasilnya (belajar)
4. Teruskan
hasil yang baik, tanggulangi hasil yang jelek (perilaku)
PENDEKATAN MERANGSANG KEMAMPUAN
KREATIVITAS DAN INOVASI
1. Membuat........................................................
dengan cara menambah ?
2. Membuat
............................................... dengan cara meminimumkan ?
3. Mencari
................................................................ untuk
penggantinya ?
4. Menukar
.......................................................... dan menyusun kembali
?
5. Melakukan.....................................................................
penggabungan ?
6. Menggunakan.............................................................
untuk tujuan lain ?